Temanggung, 21 Oktober 2022—Sesuai instruksi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, SMPIT Cahaya Insani Temanggung mengadakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Proyek ini sukses dilaksanakan meski ini adalah kali pertama diadakan. Adapun pelaksanaan proyek ini membutuhkan waktu dua minggu penuh, yakni dari tanggal 10 hingga 21 Oktober 2022. Sekolah memilih dua tema besar yang digunakan, yaitu Bangunlah Jiwa & Raganya dan Kearifan Lokal. Dari dua tema besar tersebut, sekolah berharap para peserta yang terdiri dari kelas 7A dan 7B, dapat tertanam karakter di dalam diri mereka untuk senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, serta kreatif. Sehingga dari dimensi-dimensi karakter tersebut membuat peserta didik termasuk dalam jajaran pelajar Indonesia yang merupakan pelajar sepanjang hayat, kompeten, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Para santri tidak hanya fokus pada kemampuan kognitifnya, tetapi juga mengedepankan sikap dan perilaku yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.
Proyek pertama dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya dipilih sekolah karena di dalam proyek tersebut peserta didik dapat meneliti dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan mereka yang terjadi di lingkungan sekitar, baik sebagai pelajar maupun masyarakat. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan fisik maupun dunia maya. Selain itu, peserta didik juga dapat mendiskusikan tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental, serta bagaimana mereka mencari jalan keluarnya. Akhir dari proyek ini, peserta didik secara berkelompok membuat karya Poster tentang kesejahteraan baik lingkungan maupun terkait pribadi masing-masing dan membuat karya gerakan senam untuk kesehatan jasmani.
Proyek kedua dengan tema kearifan lokal mengajak peserta didik berlomba untuk menggambar pola-pola batik di buku gambar mereka yang kemudian dinilai oleh seluruh kakak kelas, baik kelas 8 maupun kelas 9. Kemudian gambar dengan vote terbanyak diberi penghargaan oleh panitia. Selain membuat pola batik, peserta didik secara berkelompok ditugaskan untuk membuat karya batik yang unik dan ramah lingkungan. Batik ecoprint dipilih untuk diperkenalkan kepada mereka sebagai alternatif dalam melestarikan batik tetapi tidak merusak lingkungan dengan limbah cairnya. Hal ini karena ecoprint menggunakan pewarna alami yang diambil dari daun, bunga, dan buah di alam sehingga sisa dari pewarna-pewarna alami itu tetap dapat busuk atau didaur ulang jadi kompos. Dengan membuat karya batik ecoprint ini, peserta didik termotivasi untuk senantiasa aktif, produktif, tetapi tetap peduli lingkungan. Setelah pembuatan batik ecoprint selesai, mereka diminta untuk menuliskan laporan kegiatan dan mempresentasikan karyanya.
Author: Siti Chaizatul Munasiroh