Bahagia saat pandemi

Segala puji bagi Allah, Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah SAW, pada keluarga, para sahabat serta seluruh ummatnya hingga akhir zaman nanti. Apa kapar bapak ibu semua? Semoga senantiasa dalam rahmat Allah SWT. Senantiasa sehat dan bahagia dan bisa membahagiakan orang-orang sekitar. Alhamdulillah dalam kondisi wabah ini kita masih bisa terhubung, meski lewat gawai.

Meski tak ideal pertemuan ini hendaklah tetap kita syukuri untuk bisa dijadikan alasan mendapatkan kebahagian. Bahagia adalah sebuah kata yang sangat akrab bagi kita, sebuah kata yang sangat sering kita dengar dan kita ucapkan. Lalu apakah bahagia itu sesungguhnya?

Saya mencoba merekam makna bahagia dari beragam aktifitas teman-teman facebook tentang sesuatu yang membuat mereka bahagia. Dari postingan itu Nampak bahwa bahagia itu bisa didapat dari sesuatu yang kecil, yang sederhana. Menemani anak berbain, kumpul bareng keluarga, makan bareng dengan teman-teman bisa membantu yang kesusahan dan lain-lain.

Arti kebahagiaan bagi setiap orang memang tak selalu sama karena  kebahagiaan sering dipersepsikan sebagai ketercapaian atas sesuatu yang kita inginkan, kesuksesan atau kesempurnaan. Sejatinya, tidak ada kesempurnaan yang bisa membuat kitabahagia, tetapi kebahagian membuat hidup kita terasa sempurna. Setiap harapan dan kenyataan sebenarnya bisa membuat kita bahagia karena diri kitalah yang bisa menentukan, menjadi sumber, dan merasakan kebahagiaan itu. Apakah makna bahagia yang sesungguhnya?. Bagaimanakah cara kita untuk bahagia?

Apakan ada beda makna antara bahadia dengan, senang, gembira, suka-cita? Apakah semua sama. Saya mencoba mencari makna bahagia, gembira dan sinonim lainnya dalam Bahasa Al Quran. Al Quran mendokumentasikan kata bahagia, gembira, senang dengan kata farh, bisyr dan surur dan sa’adah.

Ust. Hasimi, S.Pd.SD
Kepala PPTQ SMPIT Cahaya Insani