Berikut Kami sajikan materi Workshop “Pembelajaran Terpadu” yang diadakan diawal bulan Januari 2023 yang diisi oleh Ust. Yayuk Sri Lestari.
PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU
Untuk dapat memahami pembelajaran “TERPADU” dengan utuh, perlu diketahui terlebih dahulu tentang misi dan strategi yang dikembangkan Sekolah Islam Terpadu dalam mengelola pendidikannya.
Misi dan tujuan utama pendirian Sekolah Islam Terpadu (SIT) adalah mewujudkan sekolah yang secara efektif mengembangkan proses pendidikan yang dapat menumbuhkembangkan potensi fitrah anak didik menuju visi pembentukan generasi yang taqwa dan berkarakter pemimpin.
Tujuan pendidikan SIT adalah membentuk tujuh kompetensi kepada seluruh peserta didik, yaitu: 1) Memiliki Aqidah yang Lurus, 2) Melakukan Ibadah yang Benar, 3) Berkepribadian yang Matang dan Berakhlak Mulia, 4) Menjadi Pribadi yang Bersungguh-sungguh, Disiplin dan Mampu Menahan diri, 5) Memiliki Kemampuan Membaca, Menghafal, dan Memahami Al-Qur’an dengan Baik, 6) Memiliki Wawasan yang Luas dalam Bidang Keagamaan dan Penguasaan Akademik, dan 7) Memiliki Keterampilan Hidup (Life Skill).
Prinsip Pembelajaran SIT
Sesuai dengan misi, tujuan dan strategi Sekolah Islam Terpadu, Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) juga telah mengembangkan standar proses yang mengacu pada kekhasan JSIT. Standar Proses ini didasari pada prinsip pembelajaran SIT yaitu Sajikan, Internalisasikan, dan Terapkan dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Sajikan artinya memberikan pemahaman tentang nilai-nilai agama dan pengetahuan dan keterampilan melalui dimensi akal, rasio/logika dan kinestetik dalam setiap bidang studi.
b. Internalisasikan artinya menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-nilai kebaikan, melalui dimensi emosional, hati, atau jiwa.
c. Terapkan artinya mempraktekkan nilai-nilai kebaikan, melalui dimensi perilaku kegiatan ibadah dan amalan-amalan nyata serta berupaya untuk menebar kebaikan.
Prinsip ‘Sajikan’ meminta guru untuk mengembangkan berbagai strategi, metode dan teknik dalam menyampaikan materi. Guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran yang efektif dengan memperkaya dan meluaskan sumber belajar, meningkatkan interaksi yang stimulatif melalui pendekatan dan metode yang menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah dan dilakukan dalam pendekatan kolaboratif dan kooperatif.
Prinsip ‘Internalisasikan’ menjadikan pembelajaran bermakna bagi peserta didik, sebagai upaya melakukan proses Islamisasi dalam proses pembelajaran. Tujuan utama dari Islamisasi adalah membentuk kesadaran dan pola pikir yang integral dalam perspektif Islam. Peserta didik selalu diajak berpikir dan memahami bahwa seluruh fenomena alam yang terbentang dan segala permasalahan serta dinamika yang muncul tidak dapat dilepaskan dari peran Allah SWT yang Maha Bijaksana, Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Pengatur alam raya. Dengan Islamisasi pembelajaran, diharapkan terjadi hubungan emosional yang kuat antara obyek bahasan, peserta dildik dan nilai-nilai Islam. Melalui ‘Internalisasi’ guru berupaya menjadikan pembelajarannya menjadi pembelajaran yang menyentuh hati sehingga dapat menggerakkan motivasi siswa untuk melakukan perbaikan dalam dirinya.
Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ketahuilah, di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh pun baik, dan jika ia rusak, seluruh tubuh pun rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits di atas menyatakan bahwa baik buruknya seseorang, tergantung hatinya. Mengacu pada hadits ini, Imam Syafi’i berpendapat bahwa sumber akal adalah hati.
Prinsip ‘Terapkan’ merupakan jembatan (bridging) antara ‘dunia sekolah’ dengan ‘dunia nyata’. Guru harus berupaya menyambungkan materi yang diajarkan di kelas dengan kehidupan keseharian siswa, mempraktekkan dan melatihkan bagaimana menerapkan ilmu yang diperoleh di dalam kelas tersebut dalam keseharian, sehingga ilmu yang dipelajari dapat berdampak pada peningkatan kualitas kehidupan siswa, secara duniawi maupun ukhrowi. Tidak hanya mengajarkan bagaimana menerapkan ilmu, guru pun berupaya untuk menjadikan hal tersebut sebagai kebiasaan baik yang menetap dalam diri siswa melalui berbagai cara dan strategi.
Pendekatan Pembelajaran ‘TERPADU’
Prinsip pembelajaran Sajikan, Internalisasikan dan Terapkan menjadi ruh pembelajaran khas JSIT yang diberi nama Pendekatan Pembelajaran ‘TERPADU’, yang merupakan akronim dari Terapkan, Eksplorasi, Rumuskan, Presentasikan, Aplikasikan, Duniawi dan Ukhrowi, dengan uraian sebagai berikut:
a. Telaah artinya mengkaji konsep-konsep dasar materi melalui aktivitas Tadabur dan Tafakur.
b. Eksplorasi artinya melakukan aktivitas menggali pengetahuan melalui beragam metode dan pendekatan pembelajaran.
c. Rumuskan artinya menyimpulkan hasil eksplorasi dengan berbagai bentuk penyajian.
d. Presentasikan artinya menjelaskan atau mendiskusikan rumusan hasil eksplorasi.
e. Aplikasikan artinya menerapkan hasil pembelajaran yang didapat untuk memecahkan masalah dan mengaitkan dengan bidang yang relevan.
f. Duniawi artinya mengaitkan hasil pembelajaran yang didapat dengan kehidupan nyata.
g. Ukhrowi artinya menghubungkan hasil pembelajaran yang didapat dalam melaksanakan pengabdian kepada Allah SWT.
Pembelajaran ‘TERPADU’ ini memberikan proses pembelajaran yang utuh, tidak hanya mengajarkan ilmu (kognitif) tetapi juga sangat memperhatikan sisi pembentukan sikap dan keterampilan, tidak hanya mengajarkan penerapan ilmu sebatas untuk kepentingan di dunia tetapi juga menjadikan akhirat sebagai sasaran utama hasil pembelajaran, tidak hanya menghasilkan peserta didik yang pandai berfikir tetapi juga pandai berdzikir, sebagaimana ciri seorang ulil albab yang termaktub dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 190-191.
Pembelajaran “TERPADU” juga sesuai dengan tujuan pendidikan di dalam Islam sebagaimana diungkapkan oleh Muhammad Quthb dalam Ahmad Tafsir, yang menyatakan bahwa tujuan umum pendidikan adalah manusia yang bertakwa, karena kemuliaan seorang manusia terletak pada ketakwaannya, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13,
yang artinya: “Sungguh yang paling mulia diantara kalian menurut pandangan Allah ialah yang paling tinggi tingkat ketakwaannya.”